Pages

Senin, 08 Maret 2010

cerita anak kos

Mesin Pompa Air Rusak – Sebuah Kisah Sedih Anak Kos?
Alhamdulillah siang tadi sudah bener mesin pompa air di kosanku. Jadinya sore ini aku dapat mandi sepuasnya di kosan (lagi). Sebelumnya dua hari yang lalu (Minggu 18/10/9) entah kenapa tiba-tiba tuh mesin pompa air gak bisa ngeluarin airnya ke tanki gede di belakang rumah alhasil air pun tak keluar dari keran di kamar mandi. Selama dua hari itu aku dan yang lainnya berpetualang ke tempat lain buat numpang mandi. Kalau aku numpang mandi di kamar mandi masjid dan kos temen. Asyik juga sih sekali-kali mandi di tempat umum. Airnya dingin cuy, seger banget, kapan-kapan pengen ah mandi disitu lagi. Dan makasih untk didin yang mempersilakan aku mandi di kosnya. Akibat dari kejadian ini sampai-sampai ada salah satu temanku yang kuliah gak mandi. Wah wah wah, jadi inget kayak aku dulu. Dulu aku pernah juga berangkat kuliah gak mandi. Sengaja sih, abisnya kesiangan. Inilah akibatnya jika tidur setelah sholat subuh. Sampai di kampus diejekin deh sama teman-teman. So what, biarpun gak mandi kan yang penting badan gak bau. Ternyata mesin pompa air di kosanku bukan rusak. Air tidak keluar karena pipanya bocor. Kata bapak yang memperbaikinya kemarin. Kemudian kami menelepon bapak yang mpunya rumah kosku. Langsng bapak pemilik kosku itu meridoi untuk mengganti pipa baru. Esok harinya yaitu tadi pagi bapak ahli pompa air itu melanjutkan perbaikan. Dan alhamdulillah sudah baik kembali. Kami pun bisa melakukan mandi sepuasnya di kos.
Read More......
Belajar kepada Korea Selatan dan Jepang
Malang, 25 January 2010
Pada hari Selasa (18/8/09), Pusat Kajian Asia Timur (Centre for East Asia Studies/CEAS) Jurusan Hubungan Internasional UMM, mengadakan diskusi dengan tema “Budaya Korea”. Diskusi ini dilaksanakan di Ruang 611, FISIP UMM dengan mendatangkan pembicara Ms. Kim Jung Mi, salah satu staf KOICA (Korea International Cooperations Agency) di Indonesia. Dalam diskusi ini, Kak Mia, panggilan Kim Jung Mi bercerita tentang perbandingan budaya dan kehidupan antara masyarakat Indonesia dan Korea Selatan. Salah satu pernyataan beliau yang cukup membuat peserta terkejut adalah pandangannya mengenai pola pengajaran terhadap anak-anak di Indonesia yang menurutnya terlalu bebas dan permisif, berbeda dengan di Korea Selatan dimana anak-anak diajarkan tentang tanggung jawab dan disiplin tinggi. Setelah acara selesai, anggota CEAS mengajak Kak Mia untuk berkunjung ke Jurusan HI UMM dan diakhiri dengan makan siang bersama di Laboratorium Hubungan Internasional, di Masjid AR. Fachrudin Lantai1 dengan menu makanan tradisional Indonesia yaitu pecel dan beberapa jajanan pasar.
Satu minggu setelah kedatangan tamu dari Korea Selatan, CEAS mengadakan kunjungan ke Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, pada Kamis, 27 Agustus 2009. Hal yang membanggakan adalah ketika CEAS berhasil “berdiplomasi” dan hanya membutuhkan waktu satu minggu, untuk mendapatkan ijin berkunjung dan berdiskusi dengan Konsul Jenderal Jepang di Surabaya, HE. Yasuji Odoko.
Dalam kesempatan ini, beliau menjelaskan tiga hal penting tentang Jepang yaitu Ekonomi, Demokrasi dan HAM. Diplomat yang pernah menjadi perwakilan Jepang di International Labour Organization (ILO) PBB dan beberapa negara di Afrika ini juga menjelaskan tentang prospek Pemilu Jepang yang dilaksanakan pada 30 Agustus 2009.
Ditengah-tengah diskusi, CEAS disuguhi dengan pemutaran film tentang kehidupan masyarakat Jepang. Dari lima film yang ditampilkan, terdapat tiga film yang mengundang decak kagum para anggota CEAS yaitu film tentang bagaimana masyarakat Jepang membangun taman-taman diatas gedung bertingkat untuk mengurangi efek Global Warming. Film kedua tentang penggunaan teknologi dan robot dalam sistem pertanian di Jepang yang berteknologi tinggi. Film ketiga tentang penggunaan HP/telepon genggam yang dilengkapi dengan chip yang berfungsi layaknya ATM. Sehingga masyarakat Jepang kemana-mana tidak perlu membawa uang tunai atau kartu ATM untuk berbelanja, membeli tiket kereta api atau mengambil uang di ATM, cukup dengan memindai bagian belakang HPnya pada sensor yang telah disediakan. Setelah kunjungan dari Konsulat Jepang di Surabaya, anggota CEAS berkunjung ke Masjid Cheng Ho dan The Little Shanghai di Pandaan dengan menggunakan pakaian tradisional China dan Jepang.
(Tonny, Sept 09)
Read More......

sutejo

Read More......